Konsep cinta menurut Hannah Arendt dalam karya Love and Saint Augustine

Sutrisno, Sutrisno (2024) Konsep cinta menurut Hannah Arendt dalam karya Love and Saint Augustine. Undergraduate thesis, Widya Mandala Surabaya Catholic University.

[thumbnail of ABSTRAK] Text (ABSTRAK)
ABSTRAK_Rev_Sutrisno.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of BAB 1] Text (BAB 1)
BAB 1_Sutrisno.pdf

Download (262kB)
[thumbnail of BAB 2] Text (BAB 2)
BAB II_Sutrisno.docx.pdf

Download (486kB)
[thumbnail of BAB 3] Text (BAB 3)
BAB III_Sutrisno.docx.pdf
Restricted to Registered users only

Download (321kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 4] Text (BAB 4)
BAB IV_Sutrisno.pdf
Restricted to Registered users only

Download (303kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 5] Text (BAB 5)
BAB V_Sutrisno.docx.pdf

Download (372kB)

Abstract

Cinta bukan sebuah kata yang terdapat pada teks puisi, syair, pidato dan lain sebagainya. Cinta mengandung makna mendalam dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, skripsi ini bertujuan untuk menganalisis filsafat cinta Hannah Arendt dan Agustinus sebagai sumber filsafat cintanya. Skripsi ini menggunakan pendekatan kepustakaan (library research). Hasil dari penelitian ini adalah Hannah Arendt menyatakan bahwa cinta dapat disadari ketika kita menginginkan sesuatu demi cinta itu sendiri. Pemikiran Arendt tentang cinta bersumber dari Agustinus, yang menyatakan ada dua jenis cinta: Cupiditas dan Caritas. Cupiditas adalah mencintai dunia demi dirinya sendiri, sedangkan Caritas adalah mencintai dunia karena Tuhan. Kebahagiaan adalah tujuan manusia, tetapi kebahagiaan seperti apa yang menjadi tujuannya. Arendt akan mengatakan seperti Agustinus bahwa kebahagiaan yang menjadi tujuan manusia adalah keabadian, yaitu keabadian bersama Tuhan. Cinta yang mencapai kebahagian itu adalah caritas yang mencintai dunia demi kenikmatan yang tidak terbatas oleh kematian. Oleh karena itu dalam mencintai dunia, seseorang harus memikirkan keabadian sehingga cinta diri dan terhadap sesama membawa kebahagiaan dunia untuk masa depan (kebahagiaan). Fenomena eksistensial manusia kebahagiaan adalah tujuan hidup. Hidup manusia adalah bersama dengan yang lain, sehingga tidak mungkin jika manusia mencintai diri sendiri. Macam-macam cinta secara sistematis diungkap Arendt dari adopsi karya Agustinus. Cinta pada Tuhan adalah upaya manusia memperoleh kebahagiaan tertinggi. Meskipun demikian, cinta kepada dunia termasuk diri sendiri dan, sesama harus dilibatkan sebagaimana dalam kesimpulan akhir penulis jelaskan. Amor mundi dan caritas dijelaskan Arendt dengan baik pada konteks politik, sehingga dewasa ini relevan terjadi ketika kita melihat sikap “Gereja yang Keluar”. Paus Fransiskus mengajak umat beriman untuk terlibat dalam kehidupan sosial dengan tetap membawa Kristus. Dengan demikian, tujuan skripsi ini adalah refleksi bagi kehidupan manusia untuk mencintai dunia ini sebagaimana adanya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Department: S1 - Filsafat
Contributors:
Contribution
Contributors
NIDN / NIDK
Email
Thesis advisor
Kristoforus, Sri Ratulyn Kino Nara
NIDN076039003
UNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Cinta, cupiditas, caritas. amor mundi, fenomenologi, eksistensialis. Hannah Arend, Agustinus.
Subjects: Philosophy
Divisions: Faculty of Philosophy
Depositing User: Sutrisno .
Date Deposited: 16 Jul 2024 04:02
Last Modified: 16 Jul 2024 04:02
URI: http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/40194

Actions (login required)

View Item View Item