Arini, Ni Putu (2015) Studi penggunaan obat pada pasien gagal jantung yang rawat inap di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University.
Preview |
Text (ABSTRAK)
Abstrak.pdf Download (906kB) | Preview |
Preview |
Text (BAB 1)
Bab 1.pdf Download (81kB) | Preview |
Text (BAB 2)
Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (496kB) |
|
Text (BAB 3)
Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (16kB) |
|
Text (BAB 4)
Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (68kB) |
|
Text (BAB 5)
Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (446kB) |
|
Preview |
Text (BAB 6)
Bab 6.pdf Download (63kB) | Preview |
Preview |
Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf Download (687kB) | Preview |
Abstract
Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme. Gagal jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat pada pasien gagal jantung secara umum meliputi jenis obat yang digunakan, dosis, rute, frekuensi pemberian dan untuk mengidentifikasi permasalahan terkait obat Drug Related Problems. Sampel yang digunakan adalah 31 pasien dengan diagnosis gagal jantung (decomp cordis) yang menjalani rawat inap di IRNA Camelia RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang ditelusuri melalui Rekam Medik (RM) periode masuk rumah sakit (MRS) 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013. Seluruh sampel didata di lembar pengumpul data, kemudian data direkapitulasi dan dilakukan analisis data menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan data pengamatan didapatkan hasil bahwa diuretik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada terapi pasien gagal jantung untuk mengatasi retensi cairan dengan jenis yang paling banyak diresepkan adalah furosemid 30 pasien (96,77%), kemudian diikuti oleh spironolakton 22 pasien (70,97%). Sedangkan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) 22 pasien (70,97%), Angiotensin Receptor Blocker (ARB) 3 pasien (9,68%), dan β-bloker yaitu bisoprolol 12 pasien (38,71%). Interaksi mayor yang terjadi yaitu penggunaan amiodaron dan furosemid secara bersamaan di mana meningkatkan risiko ritme jantung yang tidak teratur yang serius, penggunaan gentamicin dan furosemid bersamaan di mana akan meningkatkan efek gentamisin sehingga memperparah kondisi ginjal dan pendengaran (ototoksik). Efek samping obat yang terjadi yaitu batuk pada penggunaan angiotensin converting enzym inhibitor (ACEI), konstipasi pada penggunaan β- bloker dan calcium channel blocker (CCB). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum penggunaan obat golongan pada pasien gagal jantung yang rawat inap di RSUD. Dr. Soetomo Surabaya, terkait dosis, rute, frekuensi, interval dan lama pemberian sudah sesuai dengan guidelines yang ada.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Department: | ["eprint_fieldopt_department_Faculty of Pharmacy" not defined] |
Uncontrolled Keywords: | Gagal jantung; decomp cordis (DCFC); pola penggunaan obat, rawat inap, DRPs |
Subjects: | Pharmacy |
Divisions: | Faculty of Pharmacy > Pharmacy Study Program |
Depositing User: | Users 12 not found. |
Date Deposited: | 02 Jul 2015 02:59 |
Last Modified: | 02 Jul 2015 02:59 |
URI: | https://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/3141 |
Actions (login required)
View Item |