Konsep kehendak bebas menurut Agustinus dari Hippo dalam karya on the free choice of the will

Pasati, Yohanes Dwi Penta (2021) Konsep kehendak bebas menurut Agustinus dari Hippo dalam karya on the free choice of the will. Undergraduate thesis, Widya Mandala Surabaya Catholic University.

[thumbnail of ABSTRAK] Text (ABSTRAK)
ABSTRAK - Yohanes Dwi Penta Pasati.pdf

Download (293kB)
[thumbnail of BAB 1] Text (BAB 1)
BAB I - Yohanes Dwi Penta Pasati-1.pdf

Download (187kB)
[thumbnail of BAB 2] Text (BAB 2)
BAB II - Yohanes Dwi Penta Pasati-1.pdf
Restricted to Registered users only

Download (164kB)
[thumbnail of BAB 3] Text (BAB 3)
BAB III - Yohanes Dwi Penta Pasati-1.pdf
Restricted to Registered users only

Download (274kB)
[thumbnail of BAB 4] Text (BAB 4)
BAB IV - Yohanes Dwi Penta Pasati-1.pdf
Restricted to Registered users only

Download (363kB)

Abstract

Sepanjang sejarah pemikiran filsafat, pembahasan mengenai etika tidak terlepas hubungannya dengan perilaku manusia. Keputusan untuk memilih melakukan sesuatu dapat dikenali melalui tindakannya, entah tindakan itu baik atau buruk bagi dirinya maupun orang lain yang berada disekitarnya. Pada abad pertengahan, Agustinus yang adalah seorang filsuf dan teolog memberikan pandangannya mengenai tindakan manusia melalui kehendak bebas. Gagasan Kehendak bebas Agustinus dikaitkan dengan gagasan umum Plato tentang tujuan akhir hidup manusia yang kemudian dibawa pada konteks Kristiani. Bagi Agustinus, manusia memiliki akal budi dan kehendak bebas yang memampukannya untuk memilih yang baik atau yang buruk, dan pilihan tersebut membawa manusia pada perbuatan baik atau jahat. Karena manusia dihadapkan pada pilihan, maka pilihan tersebut membawa konsekuensi yang harus diterima yakni, kebahagiaan bagi mereka yang melakukan kebaikan, dan ketidakbahagiaan bagi mereka yang melakukan kejahatan. Pertanyaan tentang asal usul kejahatan menjadi tema yang menarik untuk didiskusikan, sebab manusia diciptakan baik dan sempurna oleh Allah yang adalah sumber kebaikan dengan akal budi dan kehendak bebas yang membedakannya dengan hewan liar. Kebaikan dan kesempurnaan ini menjadi tanda bahwa manusia harus melakukan yang baik sebab, unsur kebaikan itu sudah ditanamkan sejak manusia diciptakan. Sehingga, unsur-unsur kebaikan itu menjadi dasar untuk dikembangkan dalam proses pertumbuhan manusia sebagai makhluk berakal budi. Demikian juga dengan kehendak bebas yang diberikan Allah kepada manusia, hendaknya diarahkan pada kebaikan. Berdasarkan latar belakang ini, penulis ingin memperdalam dan memahami konsep kehendak bebas menurut Agustinus dalam karyanya On The Free Choice Of The Will. Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode interpretasi yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan mengenai konsep kehendak bebas menurut Agustinus dengan sumber data utama dari buku On The Free Choice Of The Will. Berdasarkan hasil penilitian, penulis menemukan bahwa bagi Agustinus kehendak bebas berasal dari Allah. Allah memberikan kehendak bebas supaya manusia dapat menentukan pilihan sikapnya. Kehendak bebas diberikan supaya manusia mampu bersikap dewasa dan menempatkan dirinya pada keutamaan sikap sebagai makhluk yang berakal budi dan berkehendak. Selain akal budi dan kehendak, manusia juga memiliki keinginan-keinginan dalam dirinya yang disebut sebagai hasrat/nafsu. Agustinus meyakini bahwa hasrat dapat membawa manusia pada kebaikan maupun kejahatan. Oleh karena itu, hasrat tidak sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai sifat yang buruk. Hasrat itu dapat dikatakan buruk jika manusia selalu tunduk dan menempatkannya lebih unggul dari akal budi. Akibatnya, terjadi pertentangan dalam dirinya. Karena menempatkan hasrat diatas akal budi, secara otomatis manusia melawan kodrat kebaikan dan juga melawan kehendak Allah, maka Allah menunjukkan keadilannya dengan memberikan ganjaran atau hukuman berdasarkan tindakan manusia. Selain itu, melawan kodrat berarti menolak melakukan yang baik dan menghendaki melakukan yang jahat, akibatnya ialah dosa. Karena manusia mengubah kebaikan menjadi kejahatan, kehendaknya pun diubah secara sukarela atau disengaja sehingga penyebab kejahatan ialah berkurangnya kebaikan dalam diri manusia. Oleh karena itu, bagi Agustinus kehendak bebas adalah kemampuan manusia dengan kesadarannya menempatkan diri untuk memilih tunduk pada hasrat atau akal budi, sebab tidak mungkin akal budi tunduk pada hasrat kalau tidak melalui kehendak dan pilihan bebasnya. Dengan demikian, ketika manusia memiliki kebebasan untuk memilih, seharusnya pilihan-pilihan tersebut membawa manusia pada keutamaan dan tujuan akhir yakni, kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksud Agustinus adalah kebahagiaan abadi dan bukan yang bersifat sementara, maka hukum yang ditanamkan dalam diri manusia menuntunnya untuk bertindak seturut hukum tersebut dan untuk sampai pada tujuan akhir manusia perlu mengupayakan hidup secara bijaksana dalam memilih tindakannya. Karena melalui tindakan itulah manusia dapat dikenal sebagai makhluk yang berkeutamaan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Department: S1 - Filsafat
Contributors:
Contribution
Contributors
NIDN / NIDK
Email
Thesis advisor
Ryadi, Agustinus
NIDN0708086401
UNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Agustinus, asal usul kejahatan, hasrat, akal budi, kehendak bebas, asal usul kehendak bebas, kehendak baik, kebebasan memilih, kebijaksanaan, hukum abadi, hukum sementara, keutamaan.
Subjects: Philosophy
Divisions: Faculty of Philosophy > Philosophy Science Study Program
Depositing User: Sri Kusuma Dewi
Date Deposited: 18 Aug 2021 04:22
Last Modified: 18 Aug 2021 04:22
URI: http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/25725

Actions (login required)

View Item View Item