Pengaruh variasi dosis tunggal streptozotosin terhadap diameter langerhans, kadar glukosa dan durasi diabetes-1 pada tikus jantan

Kristiani, Desy Natalia (2021) Pengaruh variasi dosis tunggal streptozotosin terhadap diameter langerhans, kadar glukosa dan durasi diabetes-1 pada tikus jantan. Undergraduate thesis, Widya Mandala Surabaya Catholic University.

[thumbnail of ABSTRAK]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK(1).pdf

Download (202kB) | Preview
[thumbnail of BAB 1]
Preview
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf

Download (143kB) | Preview
[thumbnail of BAB 2] Text (BAB 2)
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (262kB)
[thumbnail of BAB 3] Text (BAB 3)
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (191kB)
[thumbnail of BAB 4] Text (BAB 4)
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (396kB)
[thumbnail of BAB 5]
Preview
Text (BAB 5)
BAB 5.pdf

Download (297kB) | Preview
[thumbnail of LAMPIRAN] Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (338kB)

Abstract

Studi antidiabetes praklinik umumnya menggunakan model hewan dengan induksi agen sitotoksik, seperti streptozotosin (STZ). Namun pada penelitian sebelumnya terdapat rentang dosis STZ yang berbeda (35-80 mg/kg) dan rute pemberian yang berbeda (intraperitoneal atau intravena). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis STZ per intravena yang optimal untuk induksi diabetes tipe 1 pada tikus. Enam puluh tikus Wistar jantan (150-200 g) menjalani tes toleransi glukosa oral (TTGO) untuk diperiksa status homeostasis glukosanya. Seminggu kemudian semua tikus dipuasakan selama 8 jam dan dibagi menjadi enam kelompok: STZ 40, 50, 60, 70, 80 mg/kg dan kontrol. Kadar glukosa darah puasa (GDP) diukur pada hari ke-3, 7, 14, dan 21 setelah pemberian STZ dan dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis. Pada hari ke-21 semua tikus dikorbankan, dan pankreasnya diambil untuk pemeriksaan histopatologi. Tiga hari setelah pemberian STZ terdapat peningkatan KGDP yang signifikan pada semua kelompok dosis STZ, kecuali pada kelompok 40 mg/kg (p <0,05). Pada hari ke-7, peningkatan GDP bertahan pada kelompok dosis 50, 60 dan 70 mg/kg. Pada hari ke-14 dan 21, GDP seluruh tikus mengalami penurunan menjadi <200 mg/dL. Pemeriksaan histologi menunjukkan bahwa dosis STZ yang lebih tinggi menghasilkan diameter pulau Langerhans yang lebih kecil. Tingkat keberhasilan induksi tertinggi, 50%, terjadi pada kelompok STZ 50. Dosis optimal STZ untuk menginduksi diabetes tipe 1 pada tikus Wistar jantan adalah 50 mg/kg. Pada dosis ini hiperglikemia menetap selama tujuh hari dan mortalitasnya minimal.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Department: S1 - Farmasi
Contributors:
Contribution
Contributors
NIDN / NIDK
Email
Thesis advisor
Pramyrtha, Eka
0
ekamirta@gmail.com
Thesis advisor
Soeliono, Ivonne
NIDN0708019002
ivonne.apoteker@gmail.com
Uncontrolled Keywords: Dosis optimal, streptozotosin, diabetes, tikus Wistar, diameter pulau Langerhans, durasi.
Subjects: Pharmacy
Divisions: Faculty of Pharmacy > Pharmacy Study Program
Depositing User: Desy Natalia Kristiani
Date Deposited: 16 Feb 2021 02:43
Last Modified: 16 Feb 2021 02:43
URI: http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/25214

Actions (login required)

View Item View Item